HALOOOO. Sebulan kita nggak berjumpa. SEBULAAAANNN *meluk tembok*. Jadi nyesel sendiri buka Twitter-Tumblr melulu hahaha. Dan gue nggak akan lolos dengan alibi ‘sibuk belajar’, karena baru awal bulan dan nilai-nilai mulai menampakkan wajah aslinya disini. Tiga ulangan semuanya pas-pasan, ituuu nanggung banget. jawab bener satu soal lagi aja bisa dapet nilai KKM, 76 atau 78.
/omg /omg /omg
Jadiii sebenernya gue pengen review buku atau ngegalau soal nilai sih?
Seperti yang gue janjikan (keliatannya ngga ada yang menunggu janji ini jadi kayaknya gue nyante ajah) bulan lalu, gue bakal ngereview The Hunger Games. Yuhuuu gue juga seneng banget :) buku ini kerennya banget-bangetan soalnya.
-
“May the odds be ever in your favour.”
The Hunger Games by Suzanne Collins... cover versi bagusnya. |
Beberapa tahun yang akan datang, Amerika akan musnah, digantikan dengan berdirinya negara Panem. Panem terdiri dari 13 distrik termasuk Capitol, tapi distrik terakhir yang melakukan pemberontakan udah dihancurkan. Ancaman dari Capitol—kayak ibukota diktator yang kejem gitu—bahwa distrik manapun yang berusaha memberontak bakal berakhir seperti distrik 13. Sebagai peringatan, diadakan acara The Hunger Games itu, acara TV tidak berperikemanusiaan dimana dari setiap distrik akan mengundi masing-masing anak laki-laki dan perempuan umur 12-18 yang akan jadi tributes untuk mengikuti acara TV itu. Hanya untuk menegaskan bahwa nggak ada orang di dunia ini yang bisa melawan Capitol. Dua pilihan, menang (hadiahnya uang dan makanan yang banyak banget) atau mati.
Point of view-nya dari cewek 16 tahun super tangguh bernama Katniss Everdeen. Dia cuma hidup bertiga sama ibu dan adeknya, Primrose, dan menafkahi keluarganya dari berburu—sejak ayahnya meninggal karena kecelakaan galian dan ibunya jadi pendiam banget sejak saat itu. Tanpa pikir panjang dia ngegantiin Primrose yang terpilih jadi tribute. Kakak yang kurang baik apa sih dia. Coba bandingin sama gue dan apa yang gue lakukan terhadap adek gue.
Dalam Hunger Games, 24 peserta itu bakal dimasukkan ke suatu arena pertandingan berbentuk hutan yang luas banget. barang-barang yang diperluin buat bertahan hidup tersedia di satu lapangan. Arena perlombaan itu dikontrol oleh kelompok yang bernama Gamemakers, mereka bisa bikin apa aja, hujan badai (coba kalo hujan duit), predator serem-serem, maupun tembok api. Dan nggak ada aturan sama sekali sebenernya, lo boleh mengambil apa saja dan membunuh siapa saja, yang sebenernya emang inti dari perlombaan itu.
Nggak hanya soal survival aja. Muncul lagi Peeta Mellark, sesama tribute dari distrik 12, sosok dari masa lalunya. Muncul ide dari Haymitch, mentor distrik 12, supaya dibikin skenario cinta di antara mereka. Awalnya sih skenario lama-lama jadi gimana yaaaaa
Buku ini keren bangeett. Selain ide cerita yang lebih 'baru', nggak biasa dan nggak ngebosenin, tutur katanya enak banget. Nyata, gue jadi ngerasa ada di arena THG dan deg-degan sendiri waktu baca buku itu.
Meskipun kedengerannya barbar banget, tapi buku ini isinya nggak cuma bunuh-bunuhan doang. Lebih ke cara-cara bertahan hidupnya Katniss, dan perasaan emosionalnya dalem banget karena menggunakan sudut pandang orang pertama. Kangen rumah, Prim, dan plesbek-plesbek yang bikin mata berkaca-kaca. /no
THG membuka mata gue terhadap kekejaman yang dilakukan manusia. Kemiskinan yang masih banyak di Indonesia. Segala bentuk kekerasan dan pemaksaan bakal jadi 10 kali lebih menyedihkan kalo ada anak-anak di bawah umur yang terlibat di dalamnya. Anak itu mestinya dilindungi, bukannya diadu kayak ayam di arena buat saling membunuh cuma karena dendam masa lalu. Nggak cuma di fiksi doang—masih banyak di kota-kota besar anak-anak yang mestinya sekolah atau main malah ngamen dan minta-minta di jalanan, malah sampe ada yang ikut kerusuhan dan salah gaul juga. Dan bikin bersyukur juga meskipun keluarga gue nggak kaya-raya juga tapi alhamdulilah berkecukupan, nggak perlu hidup kayak Katniss yang harus berburu di hutan segala.
Tiga buku dalam trilogi THG ini: The Hunger Games, Catching Fire, dan Mockingjay. Pengen beli tapi mahal. Boleh pinjem gaaa? /please
Cover The Hunger Games versi Scholastic yang nggak banget |
Yang ini THG punya temen gue. Iya, sampulnya nggak banget. Pertama-tama gue pikir ini kayak buku pembunuhan yang serem-serem itu (iyasih emang pembunuhan, tapi beneran, ceritanya nggak seserem covernya sendiri). Kalo orang-orang nggak bilang buku itu bagus sih kayaknya gue nggak akan baca. Yep, people DO judge book from its cover. /hmm
Hihi sekian kakaakk. Sampai ketemu... gatau kapan kalo gue pengen ngeblog lagi. /bye
Dan abis ini pengen review Ranah 3 Warna! Yaayy!