Beastly by Alex Flinn. |
Beastly itu salah satu dari berjuta-juta remake-nya cerita Beauty and the Beast. Ceritanya klasik banget. Kyle Kingsbury, anaknya news anchor kaya yang terkenal di New York. Karena hidupnya yang sempurna: tajir, ganteng, populer, dan berpengaruh, dia jadi sombong. Sikapnya bikin Kendra, penyihir remaja yang ceritanya masih 'magang', menyihir Kyle jadi ... beast. bahasa Indonesianya apaan sih-.-
Kyle bisa terbebas dari kutukan itu kalau dia ketemu cewek yang mau mencintai dia apa adanya. Susah juga kan, seumur hidup dia dideketin cewek cuma karena tampak luarnya. Bapaknya sendiri frustrasi garagara anaknya berubah jadi jelek, Kyle diasingkan ke rumah mewah ayahnya di Brooklyn. Bersama pelayan yang patuh dan tutor butanya, Kyle belajar untuk menghargai suatu hal nggak cuma dari harganya, dan mengenal orang nggak cuma dari penampilannya.
Tapi cewek yang bisa membebaskannya dari kutukan ini... hanya dia...
Secara deskripsi, ceritanya bagus dan Alex bener-bener bisa mengadaptasi cerita Beauty and the Beast ke setting modern. Bukunya bagus, tapi nggak recommended banget buat yang mencari cerita yang 'baru'.Yang aku suka banget itu pesan moralnya. Untuk melihat sesuatu nggak cuma dari penampilan dan harga. Bersikap baik dan menghargai semua orang. Itu bagus banget.
Aku juga suka sama tokoh Lindy. Dia punya hidup yang berantakan tapi nggak menyurutkan semangat dia untuk menuntut ilmu. Dia menjadikan buku-buku itu pelarian, karena dia yakin dia bisa hidup bebas, suatu saat nanti. Bisa aja dia masuk universitas lewat jalur beasiswa karena rajin belajar. Apalagi kalo lagi belajar bareng, Kyle keliatan banget kalah dari Lindy.
Selama Kyle lagi di pengasingan, satu-satunya hal yang bikin dia nggak bosen adalah berkebun dan buku-buku. Dia jarang banget baca buku sebelumnya. Salah satu buku yang dia baca, Hunchback of the Notre Dame. Ada filmnya juga kan, si Quasimodo yang tinggal di balik jam terus ada gipsi namanya Esmeralda. Dia baca buku itu karena situasi mereka agak mirip. Terisolasi dari dunia luar, nggak ada yang menginginkan mereka. Pesannya yang secara nggak langsung adalah, membaca. Read. Iqro. Karena melalui buku, kita bisa melakukan pelarian. Bebas. Atau kita bisa mengetahui orang atau tokoh cerita yang keadaannya sama kayak kita. Bikin kita ngerasa nggak sendirian.
Tapiii berhubung ini cerita Beauty and the Beast. Gatau kenapa sih tapi aku nggak terlalu suka cerita dengan ending 'happily ever after'. Itu tuh kayak habis selesai baca buku dan yang muncul di kepala lo adalah 'Cuma gitu doang?'
Jalan ceritanya juga udah ketebak banget. Serasa pulang ke rumah. Kenapa? Karena jalannya udah hafal. #PerumpamaanGagal
Tapi kenapa di mata Kyle Harry Potter kayaknya jelek banget -__- karena cerita ini pake POV Kyle, otomatis dia bisa ngeluarin isi pikirannya secara blak-blakan. Dress-nya Kendra waktu ke prom dideskripsikan sebagai dress yang bakal dipakai dalam film Harry Potter Goes to Prom. Mr. Anderson, orang yang ngebikin chatroom khusus buat forum diskusi makhluk-makhluk aneh disebut dengan "orang yang suka bikin Harry Potter fanfiction." Beneran deh. Apa sih yang salah sama nulis fanfiction Harry Potter? *mojok dengan galau*
Beastly the movie. Vanessa Hudgens, Alex Pettyfer. |
Dan filmnya. Yaampun, filmnya. Pertama, beast yang dimaksud di bukunya itu kayak binatang nggak jelas yang berbulu dan jelek kayak Chewbacca-nya Star Wars, bukannya makhluk ganteng dengan tato dimana-mana. Terus, Vanessa Hudgens terlalu cantik buat jadi Lindy. Di bukunya Lindy itu cewek dengan gigi yang maju dan penampilannya nggak menarik. Penampilan mereka kayak perbandingan ikan bakar kecap sama durinyaaa
I'm done with my rants, though.
But Beastly is still a good book!