Pages

7.17.2012

Review: The Illustrated Mum. and the society.

Beberapa minggu lalu aku dikasih tumpukan buku-buku Jacqueline Wilson dan Lizzie McGuire dari Kak Sekar. Kenapa? Karena udah ga dibaca lagi. Yaampun. Kebetulan banget aku lagi butuh buku bacaan.

MAKASIH KAK SEKAR <3


Aku baru baca beberapa buku tapiiii aku paling suka The Illustrated Mum.


"OK, so I'm a freak," said Marigold shakily. "I don't care. I don't have to conform to your narrow view of society, Star. I've always lived my life on the ouside edge."

Dolphin dan Star punya ibu yang unik banget, namanya Marigold. Rambutnya merah menyala, badannya dipenuhi tato yang banyak banget, dan imajinasinya hebat. Dia bisa membuat apapun jadi nyata. Dia nggak pernah peduli dengan pandangan masyarakat dan selalu berusaha jadi beda. Tapi dia ngga selalu jadi ibu yang hebat sih. Kadang-kadang Marigold ngehabisin duit bulanannya dalam sehari buat beli barang-barang gapenting, dan beberapa hari kemudian mereka jadi susah uang banget. TV dan telepon mereka sampe disita karena berbulan-bulan ga bayar tagihan. Kadang-kadang dia ngilang seharian dan muncul lagi dalam keadaan mabok. Tapi Dolphin seneng banget sama ibunya, kadang dia ngga peduli kalo dia ga punya ayah.

Terus hal-hal berubah, karena bapaknya Star sama sekali ga tau kalau dia punya anak, tiba-tiba muncul, dan ngebawa Star pergi. Marigold jadi depresi, sementara Dolphin bingung karena masalahnya banyak banget. Bisa nggak sih semuanya kembali kayak dulu?

Aku baru pernah baca buku Jacqueline Wilson sekali, yang Double Act. Ceritanya bagus sih. Dulu kukira buku-buku Jacqueline Wilson... yaa gitu-gitu aja. Tapi aku iseng baca buku yang ini dan ternyata nggak.

Buku-bukunya Jacqueline Wilson sering mengangkat tema perceraian, kematian, dan anak-anak panti asuhan. Dan ajaibnya dia bisa mengangkat tema-tema yang berat dan sangat dewasa itu jadi gampang dimengerti anak-anak. Tapi emang sih buku yang ini agak-agak lebih 'gelap' daripada buku yang lain, dan jauh lebih rumit. Kira-kira buat umur 11+ deh.

Yang aku suka dari buku ini, buku ini nyeritain tentang masyarakat kejam yang penuh penilaian. Cuma gara-gara Marigold bertato banyak dan berkelakuan nggak kayak orang biasa, dia selalu dianggap negatif oleh orang lain. Star yang berubah jadi normal hanya supaya dia disukai orang lain dan punya temen. Dolphin yang dibully sama temen-temennya cuma karena cara berpakaian dan ngomongnya nggak sama dengan anak-anak yang lain. Kadang-kadang kita pengen jadi apa adanya dan ngomong dengan gampang sama dunia dan masyarakat "ini loh diri gue". Tapi ga segampang itu, kadang-kadang mungkin lo akan dibalas dengan tatapan mencela dari mereka. I told you, society sucks. 

"Society sucks. It’s a damned if you do, damned if you don’t kind of situation. I’m not allowed to be fat, but I’m not allowed to go on a diet either (or keep a food diary, for that matter). I’m not allowed to be dumb, but I’m not allowed to be smarter than a boy. I’m not allowed to do drugs or drink, but I’m considered boring if I don’t. I’m supposed to be an empowered woman, but if I ask for respect dudes will just call me an annoying bitch. Heck, if I wait to have sex I’m labeled a prude, but if I lost my virginity today there would be a lot of people thinking that slut." - THIS article by Lexi Harder.

Aku suka banget karakter Marigold yang kompleks. Dia pengen beda dari masyarakat yang lain, ya itu bagus dan unik. Tapi lalu masa kecilnya kurang bahagia dan itu mempengaruhi dia yang setelah dewasa jadi manic depressive, dan lari ke gaya hidup nggak sehat lalu dia jadi bipolar dan suka mabok-mabokan dan akhirnya hamil di luar nikah dua kali. Sinetron banget iya kan. Tapi dia sayang banget sama Star dan Dolphin, dia bisa ngebikin cerita apapun yang dia ceritain jadi nyata, dan kalo mereka minta apapun pasti dibeliin, jadi dia ga bisa dibilang antagonis juga. Tapi kalo lagi depresi banget dia bisa menelantarkan anaknya. Sinetron banget gasih. Tapi menarik. Dan mungkin itu kenapa banyak orang yang suka sinetron. Tapi sesinetron-sinetronnya Marigold ga senorak Cinta Fitri juga kali yaaa.

Terakhir, sudut pandangnya orang pertama dari cewek kelas 3 atau 4 SD (entahlah aku terlalu males baca lagi) yang masih polos. Di matanya, Marigold-lah yang terbaik. Aku ngebayanginnya Marigold lagi berdiri dengan pose 'menatap ke masa depan' dengan mata berbinar-binar dan rambut ketiup angin. Dengan Marigold yang keren sebagai idolanya, dia jadi berbeda dan keren dan seterusnya, paling ngga menurutku dia keren. Tapi dia dibully sama anak-anak di sekolahnya. Anak yang berbeda selalu dibully. Aku sedih ngebacanya. Ya, maksudku kenapa mereka harus sejahat itu, sih? Iya sih mereka masih anak-anak dan mereka nggak ngerti apa yang mereka lakukan, waktu udah gede mereka bakal ngeliat kembali ke masa kecilnya dan merasa diri mereka jahat banget. Artinya sejak kecil pandangan mereka udah dibentuk sama masyarakat bahwa "baju yang bener itu begini" "kalau dia ga pake baju model kaya gini artinya dia aneh" "orang yang pake kacamata itu aneh dan kutu buku". Dan seterusnya. Menurutku itu menyedihkan banget.

Kalau aku punya anak aku ngga mau pandangan anakku terbatas sama pandangan yang diseragamkan oleh masyarakat. Tapi aku juga ga mau jadi ibu yang bikin anaknya punya mkkb dan ujung-ujungnya jadi manic depressive kaya Marigold.

Tidak ada komentar: